Senin, 29 Desember 2008

JAKARTA: Dampak yang disebabkan krisis global dalam sektir agroindustri sangat terlihat pada Investasi di sektor agroindustri pada tahun ini diprediksi merosot 60% menjadi hanya Rp9,72 triliun dari rea-lisasi 2007 yang mencapai Rp24,3 triliun.

Sekretaris Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Atang Sugiyono menjelaskan penurunan nilai investasi, baik penanaman modal dalam negeri maupun asing, ini dipicu kemerosotan tajam harga komoditas primer seperti kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar internasional.

Penurunan tajam harga CPO tersebut berdampak pada terhentinya investasi di industri oleokimia yang selama ini sangat bergantung pada pasokan bahan baku CPO.

Sejumlah pemodal yang ingin mengembangkan industri oleokimia, paparnya, terganjal likuiditas perbankan. "Penurunan harga CPO menjadi kesempatan bagus untuk menumbuhkan industri oleokimia, tetapi mereka [investor oleokimia] masih menunggu keadaan ekonomi di dalam negeri membaik," kata Atang, kemarin.

Dampak krisis finansial yang masih mengetatkan likuiditas perbankan dan memicu suku bunga pinjaman tinggi menyebabkan arus investasi semakin tertahan. Tren penurunan investasi di sektor agroindustri, lanjutnya, diperkirakan masih akan terjadi pada 2009.

Berdasarkan data proyeksi Depperin, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk agroindustri pada 2008 tercatat hanya Rp8,1 triliun. Pada 2007 nilai investasi agroindustri yang berasal dari PMDN mencapai sekitar Rp21 triliun.

Pada saat yang sama, investasi asing (PMA) di sektor ini pada 2008 hanya Rp1,6 triliun, padahal nilai investasi PMA pada tahun sebelumnya tercatat Rp3,3 triliun.

"Dengan demikian, investasi di sektor agroindustri, baik PMDN maupun PMA, merosot hingga 60%. Pada 2009, penurunan itu kami perkirakan masih berlanjut karena kondisi belum berubah," paparnya baru-baru ini.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Depperin, investasi sektor agroindustri lainnya seperti industri kayu, industri kertas, dan industri karet cenderung menurun pada tahun ini dibandingkan dengan pencapaian pada tahun lalu. Investasi PMDN pada industri kayu, kertas, dan karet menurun rata-rata 50%.

Investasi pada industri kayu menurun 50% dari tiga proyek senilai Rp38,8 mi-liar pada 2007 menjadi hanya satu proyek senilai Rp17,7 miliar pada 2008. Investasi di industri pengolahan kertas merosot lebih besar hingga 97% dari delapan proyek senilai Rp14,5 triliun pada 2007 menjadi tinggal 10 proyek senilai Rp398 miliar pada tahun ini.

Untuk investasi asing, industri kayu juga mengalami penurunan sekitar 20% dari 17 proyek senilai US$127 juta pada 2007 menjadi hanya 12 proyek senilai US$93 juta pada tahun ini.

Bahkan, investasi asing di sektor kertas merosot hingga 50% dari 11 proyek senilai US$672 juta pada 2007 menjadi 13 proyek senilai US$294 juta pada tahun ini.